Wednesday, July 31st 1996
Hari ini latihan voli pertama sejak kami masuk ke tim regular dimulai. Siangnya, tim regular harus berlatih bersama anggota tim yang lain, tetapi jadwal latihannya diperpanjang untuk latihan pertandingan khusus selama kira-kira satu jam.
Bukan waktu yang singkat, kalau mau tahu.
Bahuku pegal-pegal lagi, tetapi kali ini yang pegal banyak sekali. Bahu kiriku, lengan kananku dan kaki kiriku. Ayah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan menyuruhku berendam air panas untuk menghilangkan rasa pegal setelah berolahraga berat.
Ia sempat mengomeliku dulu ketika aku memberitahunya bahwa aku masuk ke dalam tim regular voli sekolah. Katanya, dari kecil tubuhku memang tidak sekuat atlet, dan dulu aku sering sakit. Ia sempat tidak yakin aku akan bertahan dalam tim voli ini.
Mengapa semua orang mengkhawatirkanku seakan-akan aku ini anak kecil sih? Aku ‘kan sudah SMU, aku bisa melakukan banyak hal dengan pertimbangan sendiri. Aku tidak membutuhkan seseorang untuk menjadi penasihatku setiap saat.
Mungkin Ayah hanya khawatir tentang masalah Sabtu lalu. Aku juga sempat heran. Bila memang tidak ada apa-apa, mengapa bisa pegal-pegal? Bahkan orang salah tidur pun pasti ada sesuatu yang salah, tidak mungkin tidak.
Ah sudahlah. Dipikirkan pun tidak akan memberikan jawabannya begitu saja. Memang jawabannya bisa muncul di udara? Lagipula, sekarang aku harus membantu Ibu mencuci piring.