Wednesday, December 20, 2006

Wednesday, July 31st 1996

Hari ini latihan voli pertama sejak kami masuk ke tim regular dimulai. Siangnya, tim regular harus berlatih bersama anggota tim yang lain, tetapi jadwal latihannya diperpanjang untuk latihan pertandingan khusus selama kira-kira satu jam.

Bukan waktu yang singkat, kalau mau tahu.

Bahuku pegal-pegal lagi, tetapi kali ini yang pegal banyak sekali. Bahu kiriku, lengan kananku dan kaki kiriku. Ayah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan menyuruhku berendam air panas untuk menghilangkan rasa pegal setelah berolahraga berat.

Ia sempat mengomeliku dulu ketika aku memberitahunya bahwa aku masuk ke dalam tim regular voli sekolah. Katanya, dari kecil tubuhku memang tidak sekuat atlet, dan dulu aku sering sakit. Ia sempat tidak yakin aku akan bertahan dalam tim voli ini.

Mengapa semua orang mengkhawatirkanku seakan-akan aku ini anak kecil sih? Aku ‘kan sudah SMU, aku bisa melakukan banyak hal dengan pertimbangan sendiri. Aku tidak membutuhkan seseorang untuk menjadi penasihatku setiap saat.

Mungkin Ayah hanya khawatir tentang masalah Sabtu lalu. Aku juga sempat heran. Bila memang tidak ada apa-apa, mengapa bisa pegal-pegal? Bahkan orang salah tidur pun pasti ada sesuatu yang salah, tidak mungkin tidak.

Ah sudahlah. Dipikirkan pun tidak akan memberikan jawabannya begitu saja. Memang jawabannya bisa muncul di udara? Lagipula, sekarang aku harus membantu Ibu mencuci piring.

Saturday, July 27th 1996

Hari ini hari kedua aku bekerja di toko kue itu. Mina-chan mengantarku tadi, sekalian ia juga ingin mengunjungi tantenya yang tinggal di dekat situ. Ia berpesan agar aku tidak memaksakan diriku, dan bila pekerjaannya terlalu berat, lebih baik aku berhenti saja.

Aku senang Mina-chan mempedulikanku, tetapi aku harus tetap tegar. Aku akan tetap kuat dan akan membuktikan pada Mina-chan bahwa aku bisa mengatasinya. Aku bukan lagi anak cengeng yang tidak bisa apa-apa seperti dulu.

Manajer di toko kuenya baik. Rekan kerjaku juga baik. Mereka sangat solider. Minggu lalu mereka menggantikan waktu kerjaku agar aku bisa beristirahat sejenak, padahal mereka sendiri sudah bekerja selama lebih dari empat jam. Kalau begini, aku pasti betah bekerja di tempat ini. Tempatnya menyenangkan sekali, dan Yuuto sering datang ke sini.

Tadi juga Yuuto datang ke toko kuenya. Ia membelikan sebuah strawberry shortcake untuk Mika-san dan membelikan sebuah kue wortel untukku. Yuuto memang bukan hanya tampan dan pintar. Ia juga baik hati. Ayahku juga bilang begitu.

Sorenya kami pergi ke klinik fisioterapi. Entah mengapa hari ini bahu kiriku rasanya pegal-pegal, padahal kemarin masih tidak apa-apa. Ibu berkata, mungkin karena aku salah tidur, tetapi Ayah mau berhati-hati kalau-kalau ada hal lain yang menyebabkan kepegalan itu.

Setelah dicek, menurut ahli fisioterapi di klinik itu, tidak ada gangguan apa pun di otot dan sendi di bahu dan leher sebelah kiriku. Semuanya baik-baik saja.

Aku lega sekali mendengarnya, dan sepertinya rasa pegalnya berkurang sedikit. Yah, paling tidak, bahuku tidak sakit, dan aku masih bisa bermain voli dengan baik. Semoga aku memang hanya salah tidur, dan rasa pegalnya cepat hilang. Aku benci pegal-pegal.

Monday, December 18, 2006

Friday, July 19th 1996

Tidak seperti dugaanku, minggu pertamaku di SMU berjalan lebih baik dari yang kubayangkan. Kukira guru-gurunya akan memberi kami banyak tugas, dan kegiatan ekstrakurikuler juga akan merepotkan. Ternyata tidak juga.

Aku diterima di tim regular voli sekolah. Bahagia sekali. Mina-chan juga diterima, bersama Yuuto dan juga Ryuji. Kata temanku, susah sekali mendapatkan posisi di tim regular voli sekolah, tetapi kami mendapatkan posisi-posisinya.

Selain itu, aku berhasil mendapatkan nilai tinggi di ulangan-ulangan pertama, yang membuatku menjadi murid kesayangan para guru, dan murid yang dipercaya. Murid-murid yang lain juga memilihku sebagai ketua kelas meskipun mereka belum benar-benar mengenalku.

Ayah dan Ibu bangga sekali mendengarnya. Aku senang aku bisa membuat mereka bahagia. Selama ini selalu mereka yang membuatku bahagia, jadi ada baiknya sesekali aku yang membuat mereka bahagia, sebagai balas budi.

Besok Mina-chan akan datang dan makan malam bersama dengan kami. Ryuji juga sepertinya akan datang, tetapi aku tidak tahu pastinya. Mulai besok juga, kerja sambilanku di toko kue dekat sekolahku dimulai. Kuharap aku bisa bekerja sama dengan para pekerja yang lain di toko itu.

Ah, sekian dulu ya ocehanku. Heheh, nanti Ibu mengomel bila tahu aku bukannya mengerjakan PR malah mengisi diari. Sampai jumpa lagi.

Saturday, July 13th 1996

Hari ini aku pergi bersama Mina-chan ke department store lagi. Karena minggu depan sudah masuk sekolah, hari ini kami pergi membeli barang-barang yang kami perlukan untuk keperluan sekolah kami nanti, dan sekaligus melihat-lihat toko yang menyediakan lowongan kerja sambilan. Kata Mina-chan, ia ingin membantu ibunya membiayai mereka, karena ayahnya sudah meninggal.

Aku ingat sekali bagaimana Mina-chan menangis meraung-raung sambil memeluk sosok ayahnya yang diselimuti kain putih dan hendak dimasukkan ke dalam peti mati. Sekarang pun ia masih sering menyempatkan diri untuk memberi hormat kepada almarhum ayahnya sebelum pergi ke sekolah.

Selain itu kami juga sempat melihat-lihat wig rambut. Mina-chan ingin sekali mencoba cosplay. Katanya sih aku akan cocok bila aku mau, tapi aku tidak tertarik. Aku tidak punya cukup uang untuk membeli bahan-bahannya, dan aku yakin Mina-chan juga tidak mempunyai cukup uang untuk membeli bahan-bahannya, sehingga ia sering kali hanya melihat-lihat saja.

Aku tahu aku jarang menulis diari, tapi ini hanya agar aku tidak bosan saja. Bila aku menulisnya tiap hari, aku pasti akan bosan dan bukunya pasti akan cepat penuh. Begini lebih baik.

Oh ya, tadi pagi ketika aku sedang pergi bersama Mina-chan kami bertemu dengan Yuuto. Sepertinya ia sedang ingin mencari hadiah. Aku tidak heran sih. Hari ini ‘kan hari ulang tahun kakak perempuannya, Mika-san.

Kami pergi makan bersama setelah ia membelikan sebuah pen unik untuk kakaknya, dan berpisah. Aku pulang bersama Mina-chan dan ia bermain di rumahku dulu sampai malam. Baru saja ia pulang.

Sekian dulu catatanku hari ini. Aku menantikan hari-hari SMUku yang sebentar lagi aka dimulai. Kuharap akan berjalan dengan baik.

Monday, July 8th 1996

Hari ini aku bahagia sekali. Aku sempat terkejut sekali ketika mendengar Pak Kepala Sekolah memanggil nama Masaki Yuki saat ia mengumumkan nama juara umum tahun ini. Orang tuaku juga tampak tidak percaya mendengarnya, tetapi mereka senang sekali.

Hari ini juga mereka membawaku untuk makan-makan di restoran kesukaanku sebagai tanda penghargaaan karena aku telah mendapatkan gelar juara umum tahun ini. Bukan suatu hal yang mudah didapat, mengingat di sekolahku ada lebih dari seribu murid dan semuanya pintar-pintar.

Hari ini juga Mina-chan mengajakku pergi jalan-jalan ke sebuah department store dan membelikan sebuah diari untukku, supaya aku bisa mencatat semua yang kualami di dalamnya. Mina-chan memang baik sekali, seperti seorang kakak.

Dan satu hal yang paling membuatku bahagia, Yuuto akhirnya menyatakan cintanya padaku! Ya ampun, aku senang sekali. Kaoru Yuuto, murid laki-laki paling pintar dan tampan di sekolahku menyatakan cintanya padaku! Aku benar-benar tidak menyangkanya, terlebih lagi Yuuto amat populer di kalangan cewek-cewek yang lebih cantik dariku.

Selain itu, Mina, Yuuto dan Ryuji, teman kecilku, juga akan bersekolah di SMU yang sama denganku nanti. Aku menanti-nantikan hari-hari SMUku nanti. Semoga menyenangkan.

Crimson Tears of the Deformed

Merupakan cerita fiksi yang terinspirasi oleh Ichi Rittoru no Namida, diary yang ditulis oleh Kitou Aya selama ia menjalani sepuluh tahun hidupnya yang bagaikan neraka baginya.

Crimson Tears adalah diari orang-orang yang mengalami cacat maupun penyakit mematikan. Crimson Tears of the Deformed menceritakan diari seorang gadis cantik yang mengalami deformasi mendadak tanpa diketahui penyebabnya sehingga ia menjadi amat buruk rupa dan mengerikan.

Cerita ini memang fiksi, tetapi semua kecacatan dan penyakit telah diteliti sehingga tidak asal-asalan.

Cerita ini dibuat sebagai penghargaan kepada Kitou Aya-san dan orang-orang lain yang terus berjuang melawan penyakit mereka, bahkan sampai akhir hayat mereka.

Akhir kata, selamat menikmati kisah Masaki Yuki, gadis yang mengalami deformasi ini.